Selasa, 28 Februari 2012

KPK Tertibkan Aset Negara di Kementerian


Kementerian Agama menjadi prioritas. "Kementerian Agama paling kaya," kata Wakil Ketua KPK

SENIN, 27 FEBRUARI 2012, 12:30 WIB
Anggi Kusumadewi, Nila Chrisna Yulika
VIVAnews – Komisi Pemberantasan Korupsi akan menertibkan aset-aset milik negara yang berada di seluruh kementerian dan lembaga negara guna mencegah praktek korupsi di instansi terkait.

“Fokus ke depan adalah penertiban barang milik negara. Kami mendata aset negara,” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto saat Rapat Dengar Pendapat KPK dengan Komisi Hukum DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 27 Februari 2012.

Bambang mengatakan penertiban aset negara itu akan dimulai dari kementerian-kementerian yang dinilai strategis seperti Kementerian Agama. “Kementerian Agama paling kaya. Di sana ada infaq dan sodaqoh yang setiap tahun terus bertambah,” ujar Bambang.

Selain menertobkan aset negara, KPK juga tengah melaksaknakan sejumlah program lain untuk mencegah korupsi. Contohnya, menurut Bambang, adalah pembuatan film berjudul “Kita Vs Korupsi” yang saat ini sudah dipertontonkan ke publik, terutama aparat penegak hukum.

KPK juga akan merevisi berbagai nota kesepahaman dengan Kepolisian dan Kejaksaan. “Agar supervisi lebih maksimal,” kata Bambang.
• VIVAnews 
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan konsep profesi saya, apa yang dikehendaki KPK - dan niat baik seluruh anak bangsa ini pada umumnya - bisa terealisir dengan baik, terutama untuk aset berupa tanah dan bangunan...
===============================================================

Kamis, 23 Februari 2012

Dulur Papat, Limo Pancer

"All that we are is the result of what we have thought" (Buddha)

Senin, 20 Pebruari 2012, iseng browsing cari kata 'sabbe satta bhavantu sukhitatta' (Buddha) dan 'tat twam asi' (Hindu), kemudian dapat artikel 'kejawen' dari Kompas, dengan topik religi sekitar "dulur papat, limo pancer". Angka empat mencerminkan sifat-sifat manusia yang dibawa sejak lahir - bahkan dari kandungan, sedangkan yang kelima adalah "pancer" yang tidak lain yakni sang jabang bayi itu sendiri. Keempat dulur papat tersebut (disimbolkan sebagai binatang, warna dan unsur alam yang mencerminkan sifat manusia), yaitu:

1. Harimau - merah - api - sifat amarrah,
2. Kera - hitam - bumi - sifat lawwamah,
3. Banteng - kuning - angin - sifat sufiah,
4. Merak - putih - air - sifat muthma'innah.
(Jabarannya silakan direnungkan sendiri...)


Sore harinya, ba'da maghrib, di TVRI ada siaran 'pencerahan' dari Cak Nun (Emha Ainun Nadjib). Yang sedikit mengejutkan (kebetulan atau tidak, wallahu 'alam), materi pencerahannya mengupas dulur papat limo pancer yang siang tadi saya sempat membacanya di salah satu web... Selebihnya, penampilannya mirip dengan selera saya, tidak bertutup kepala (seperti kopyah apalagi surban), tidak memakai arloji...entahlah kenapa saya memperhatikan hal-hal kecil seperti itu.

Selain dulur papat limo pancer, satu lagi yang dibahas adalah mati ning sajroning urip, urip ning sajroning mati. Ungkapan ini muncul di buku saya "Bacalah..." halaman 334, di mana saya tidak pernah sekali mengetahuinya dari mana pun, baik dari membaca, ceramah atau yang lain. Istilah tersebut berasal dari "pengembaraan jiwa" saya mencari "sesuatu'.

Ada lagi sedikit 'fenomena', bahwa di spanduk di lokasi pengajian Cak Nun tersebut terpampang tulisan jelas (kalau tidak salah), "Yang dinanti-nanti akan segera datang dari timur", apakah itu?

Sebagai orang Jawa yang suka meng-gathuk-gathuk-kan adalah menyamakan pandangannya terhadap Gus Dur sebagai sesama idolanya juga sama, yakni bahwa beliau (Gus Dur) lebih dari sekedar pahlawan, jadi tidak perlu diadministrasikan melalui pendaftaran sebagai pahlawan yang sangat menggelikan itu...
=======================================================================

Rabu, 08 Februari 2012

Masjid dan HAM (Hak Azasi Masjid)




SEBAGAIMANA telah dijelaskan pada artikel Masjid sebagai "Mahluk", maka di dalam memberlakukan masjid harus mengembalikan esensi masjid sebagai azasinya. Semua mahluk yang dikeluarkan dari Allah sebagai ciptaan-Nya membawa sifat azali atau azasi yang adil dan seimbang. Sehingga pada awalnya, sebelum ada campur tangan manusia beserta ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapainya, senantiasa dalam keadilan dan keseimbangan alami.

Di dalam proses peradaban manusia yang serba dinamis, bukan berarti Tuhan mengabaikan azas keadilan dan keseimbangan. Tuhan akan selalu menurunkan wahyu keadilan dan keseimbangan melalui orang-orang saleh yang diutusnya ke bumi. Bahkan ketika bumi telah mencapai puncak "kejenuhan" karena exploitasi yang berlebihan dari ambisi manusia, Tuhan pun masih dengan Kasih-Nya menuntun orang-orang yang dipilihnya untuk tetap menunaikan tugas rahmatan lil 'alamiin - bukan rahmatan lil mu'minin atau lil muslimin... 

Setiap hari bagi umat Muslim diingatkan soal azali-azasi sebagai manusia melalui sholat 5 waktu. Setiap minggu sebagai komunitas, umat muslim pun diingat melalui Sholat Jum'at berjama'ah di dalam masjid. Setiap tahun, umat muslim yang beriman diingatkan agar melaksanakan kewajiban berpuasa di Bulan Ramadhan dan ber-Hari raya Idul Fitri agar bisa kembali ke fitrahnya.

Umat Islam jika melaksanakan seluruh hak dan kewajibannya seperti di atas, tentulah keadaan dunia tidak seperti ini. Pemahaman terhadap makna "aslama" jika ditafsirkan secara segmentasi keberpihakan, maka timbullah perselisihan sesama umat Islam sendiri. adahal sudah sangat jelas semua aturan yang diamanatkan di dalam Kitab Suci untuk semua aspek kehidupan (dan kematian). Mulai dari perilaku (prasangka) yang sangat halus sifatnya, hingga kemakmuran bersama di muka bumi yang berbasiskan masjid (sekali lagi mohon dipahamkan makna "masjid" sebenarnya).

Pertama, harus mengembalikan makna "masjid" sebagai 'tempat bersujud'
Kedua, memakmurkan masjid dalam arti luas;
Ketiga, jadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat.

Tiga kata kunci tersebut di atas adalah pelaksanaan Hak Azasi Masjid(sekali lagi mohon dipahamkan makna "masjid" sebenarnya). Jika hal ini dilaksanakan secara konsisten, baik dan benar, maka seluruh permasalahan bangsa bahkan peradaban dunia pun akan terselesaikan dengan haq...
=======================================================================