MENJELANG akhir tahun 2006, masih di Kaltim, ada pengumuman lomba karya tulis yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Konstruksi dan SDM (BPKSDM) - struktur organisasi masih di bawah Departemen PU. Seperti biasanya saya mengikutinya dengan topik resume sementara konsep yang sedang saya susun hingga saat itu. Karya tulis itu saya beri judul, yaitu: "Peta Digital dan Pengembangan Sistem Manajemen database".
Begitu diumumkan, alhamdulillah menjadi juara ketiga. Jika kita jeli, istiqomah dan ikhlas menerima takdir yang dikehendaki Tuhan, maka ternyata semuanya itu sudah masuk di dalam perencanaan-Nya yang detail dan teliti, melintasi batas dimensi ruang dan waktu.
Jika saja boleh berandai-andai, kalau saya hidup dan bekerja mencari harta dan kedudukan, mungkin saya tidak seperti ini. Mutar-muter, pergi sana pulang sini, keluar-masuk dan seterusnya... Apa sebenarnya yang saya cari? Tidak adakah kepuasan sebagaimana birokrat atau profesional pada umumnya?
Saya baru sadar kalau itu semua adalah konsekuensi dari doa/zikir yang bersemayam di relung kalbu kita selama ini. Bukankah sejak awal saya mengamalkan khusus doa/zikir QS. 17:80-81 (mohon dicek, dipelajari, dipahami dan dihayati/diamalkan). Selama saya mengamalkan khusus doa/zikir tersebut - selain ayat-ayat lain tentunya - perlahan ada rasa kepuasan batin di dalam kerangka 3i (iman-ilmu-imajinasi) ketika hijab ilmu demi ilmu disingkapkan oleh Tuhan, baik ilmu profesi maupun ilmu religi. Terutama pula dalam rangka mencerdaskan diri (fathonah) hingga menjajaginya terus sampai amanah, siddiq dan tabligh (FAST) secara cepat-tepat-akurat...
Demikian pula soal hasil lomba karya tulis BPKSDM tahun 2006, saya dimenangkan oleh Tuhan. Selain trophy, piala dan uang, hadiah lainnya yang cukup lumayan adalah (melalui Panitia) diundang ke Istana Negara sekalian menyambut Hari Bakti PU 2006. Maka dimasukkanlah saya ke nuansa Istana Negara oleh Tuhan. Walaupun sesaat, tetapi dengan imajinasi saya bisa merasakan kehidupan di istana itu bagaimana?
Bertemu dengan Presiden SBY, dijamu makan siang bersama dan berkeliling di lingkungan istana, cukup membuat saya merasakan bagaimana fasilitas, sistem keamanan hingga protokoler yang diberlakukan di istana. Menjelang pulang, banyak peserta undangan berbelanja souvenir istana. Saya? Saya tidak terbiasa beli oleh-oleh, selain uang saku yang memang terbatas.
Selama di Istana Negara, saya hanya membayangkan Gus Dur (sebagai tokoh idola saya), betapa beliau yang 'apa adanya' menyikapi semua fasilitas, keamanan dan protokoler - dengan segala kapasitas dan kecerdasan FAST-3i nya yang sudah paripurna menurut ukuran manusia. Hal tersebut tampak dari salah satu momentum ketika beliau dilengserkan dengan hanya mengenakan kaos oblong dan celana kolor! Namun Gus Dur kini sudah bersinggahsana di istana hakikinya, Insya Allah, amin...
Istana Negara seperti itu fasilitasnya. Bagaimana dengan istana di surga kelak. Bagaimana, Gus?
Tuhan ternyata memberikan down-payment untuk merasakan surga (bahkan juga neraka) dengan melalui upaya intensif-sufistik membangun "surga diri" dengan segala segala amal yang telah dipaparkan lengkap di dalam Kitabullah. Fenomena surga-neraka dapat ditelaah di dalam buku Bacalah, Kajian 37. Surga dan Neraka halaman 357.
Nuansa istana negara, istana diri hingga istana surga tentu tidak dapat disandingkan harfiah, namun harus melalui pendekatan sufiah. Walaupun perlambang, dengan intensitas ibadah, doa/zikir dan laku yang meneladani Rasulullah, para sahabat hingga waliyullah, akan terasa bahwa Tuhan membimbing dan menuntun para salik yang fakir ini menuju dan memasuki "surga-Nya" di dunia ini. Perlu kehati-hatian pemahaman hingga perilaku sufistik yang tetap terjaga di jalan illahi. Jangan seperti murid atau santri yang sok tahu, atau kebablasan berperilaku sufistik yang tidak bisa dipahami orang awam. Bijaksanalah...
Artikel berjudul Pornografi dan Tasawuf di bawah ini menunjukkan sikap seorang murid / santri yang belum mencapai kehalusan budi sufistik, di dalam membedakan batas sangat tipis antara neraka pornografi dan surga tasawuf...
=======================================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar