DI blog http://sekolahmaster.wordpress.com/ pada kolom "Renunganku" tertulis:
Tanpa banyak komentar, kegiatan "sekolah masjid terminal" di Kota Depok ini sudah melaksanakan fungsi sosial masjid terutama di dalam pendidikan dan lebih utama lagi gratis untuk anak-anak yang tidak mampu. Mungkin juga di masjid-masjid lain juga sudah melaksanakannya.
Mengapa kegiatan luhur yang berbasis masjid ini tidak menginspirasi masjid-masjid yang justru lebih mapan dari segi fisik bangunan beserta fasilitas pendukung, dan mungkin juga para donatur dari kalangan mampu? Apalagi jika masjid-masjid ini membangun jaringan antar masjid seperti dalam konsep Seribu Masjid Satu Jumlahnya yang memetakan segala potensi dan kendala sehingga antar masjid akan bisa saling mengisi kekurangan dengan kelebihan yang dimiliki oleh masjid lain.
Clustering Masjid dan Fungsi Sosial-Pendidikan |
Dari pemetaan dan clustering masjid di atas, dapat dilihat potensi jamaah yang berpotensi sebagai guru atau mahasiswa dengan pendidikan tertentu yang bersedia mengisi proses pembelajaran di masjid-masjid yang mengadakan kegiatan tersebut. Dengan pemetaan dan clustering masjid tersebut juga bisa diketahui statistik jumlah anak yang bersekolah hingga tingkat pendidikan yang dicapainya. Melalui sistem dan manajemen yang rapi seperti ini, masalah pendidikan bisa diatasi oleh masjid.
Judul "Masjid dan Terminal" di atas memang agak jauh dari kegiatan pendidikan, walaupun pada kenyataannya justru lebih terkenal ketika program acara Kick Andy menayangkannya. Masjid dan terminal jika dikembangkan atau yang lebih dominan justru mengarah pada premanisme terminal yang banyak dijumpai di mana-mana. Dengan adanya masjid, terutama jika bekerja sama dengan komunitas perguruan silat berbasis agama seperti Tapak Suci dan/atau Pagar Nusa, maka peran masjid terhadap terminal bisa menjadi peredam perselisihan hingga konflik yang mungkin akan terjadi.
Itulah peran Masjid dan Terminal...
=======================================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar