Senin, 09 Januari 2012

Surabaya lagi, Konsep Selesai di Usia 40 tahun...

KETIKA rentang tahun 2007-2008 saya merangkap pekerjaan di Jakarta dan Mataram, ternyata mulai muncul masalah baru dari keluarga. Sewaktu di Mataram, istri harus mengantar anak pertama yang sekolah di SDIT al-Hikmah (Cilandak-Ps.Jum'at) membonceng dua anak sekaligus. Suatu saat juga pernah, sewaktu saya di Mataram, ada sedikit kejadian "aneh" saat istri saya tiba-tiba melihat CD yang tergeletak di meja teve tiba-tiba pecah, serta aquarium yang tiba-tiba retak. Pernah juga ada kabar menyedihkan, sewaktu saya di Mataram, ada telpon dari Surabaya mengabarkan bahwa ibu mertua terjatuh di depan kamar mandi, istri bingung memikirkan kondisi ibu di Surabaya... Beruntun masalah datang, apa artinya ini? Apalagi ada yang aneh-aneh segala...

Substansi Konsep SELESAI!

Di antara berbagai masalah muncul, sejenak perhatian saya tujukan kembali ke rancangan konsep saya yang sedang saya susun - profesi maupun religi - ternyata secara substansial sudah selesai di tahun 2008, tepat di usia 40 tahun! Tinggal menyempurnakan redaksionalnya saja. Konsep selesai di usia 40 tahun! Ada apa di angka 40!? Baiklah, untuk sementara saya simpan kegiatan ini; saya urus dulu masalah keluarga.

Lapor ke pimpinan dengan segala masalah yang saya hadapi tampaknya harus 'memulangkan' saya kembali ke Surabaya. Praktis kami sekeluarga berdomisili di Jakarta tahap kedua ini (2007-2008) hanya setahun saja, yakni pertengahan tahun 2007 hingga pertengahan tahun 2008 menyesuaikan tahun ajaran sekolah (SD). Selama setahun di Jakarta, cukup mengukir kenangan manis romantika keluarga bersama anak-istri...

Salah satu kenangan adalah ketika beberapa kali pulang / mudik ke Surabaya dengan naik mobil. Jok belakang dilipat, diatasnya ditaruh kasur untuk tidur dua anak kami yang lucu-lucu. Perjalanan panjang Jakarta-Surabaya selalu dimulai lepas tengah malam (sekitar jam 01.00), sholat sunnah dan doa khusyu' agar diberi keselamatan sepanjang jalan kenangan di Pantura tersebut. Setiap kali istirahat di perjalanan biasanya pada saat sholat di masjid, untuk mandi dan sholat sekhusyu'nya untuk berdoa agar diselamatkan sepenjang perjalanan yang memang benar-benar menegangkan ketika saya mengingatnya kembali. Beberapa kejadian hampir mengancam jiwa kami, seperti adanya lubang yang memecahkan ban mobil ketika di Tegal (jam 20.00an) saat kami menuju Jakarta, atau hampir menabrak angkot dari arah yang berlawanan di Demak (sore) saat kami menuju Surabaya. Memang, betapa tidak, sangat berat saya menyetir mobil sendiri Surabaya-Jakarta dan sebaliknya (sampai tujuan rata-rata jam 22.00an). Alhamdulillah, Allah Swt selalu menyertai, melindungi dan membimbing kami.

Maka, pada pertengahan 2008, anak-istri pulang dengan naik kereta api dari Jakarta ke Surabaya dengan bekal secukupnya. Saya? Saya beres-beres perabot rumah, mengemasnya, menaikkan ke atas bak truk di belakang (sekitar jam 20.00an), dan saya pulang dari Jakarta ke Surabaya naik truk!

Secara dinas, saya mutasi ke Balai Besar Perencanaan Jalan Nasional V (BBPJN-V) Surabaya. Pada pertengahan 2008 saya masih jobless. Seperti biasanya duduk di ruangan belakang, sendiri (alone but not lonely).  Kesempatan sendiri ini saya manfaatkan untuk evaluasi konsep. Setelah selesai, lalu apa? Saya pun tidak berencana secara spesifik. Biarlah 'mengalir' begitu saja.

Sebagai Kepala Seksi Pengendalian Sistem

Pada tahun 2009, alhamdulillah pada akhirnya ada posisi struktural sebagai Kepala Seksi Pengendalian Sistem di bawah Bidang Sistem Manajemen Mutu. Dari judulnya saja koq mirip dengan substansi konsep profesional yang sudah saya susun selama ini. Bagaimana harus bekerja pada suatu sistem  terukur dan terstruktur? Semuanya sudah ada pada lampiran konsep profesi yang sudah saya cetak beberapa buku. Lampiran konsep tersebut adalah salah satu karya tulis dan ringkasan tesis saya di ITS.

Pada tahun 2010, muncul peraturan Keppres No. 01 tahun 2010 tentang UKP4 tentang penentuan koordinat pada awal-akhir pekerjaan jalan dan jembatan. Ini pun bersesuaian dengan konsep profesi saya yang memetakan jaringan jalan (dan jembatan) dengan tracking GPS yang otomatis merekam titik-titik koordinat (bujur, lintang). Bahkan kalau UKP4 masih berupa koordinat titik awal-akhir, sedangkan di dalam konsep saya sudah menerus berupa jaringan jalan. Konsep Peta GPS/GIS/IT ini penerapannya berlaku untuk semua infrastruktur - termasuk semua aset yang ada di dalamnya WAJIB terkoordinat.

Salah satu Produk Konsep Profesional

Dengan adanya tool seperti peta tersebut di atas yang sudah berbasis GPS/GIS/IT, maka pengendalian sistem sangat mudah dilakukan.

Pada tahun 2010, saya ada ditugaskan transisi membantu tupoksi dari Kepala Bidang Perencanaan, Ir. Iwan Zarkasi, M.Sc. Tidak banyak ulasan profesi di sini. Yang ingin saya tekankan adalah kesan pribadi religi beliau ketika dinas luar bersama saya yang menginap di satu kamar bersama saya. Biasanya Kepala Bidang (Eselon III) ada jatah sendiri kamar hotel, dan terpisah dengan Kepala Seksi (Eselon IV) - apalagi dengan staf. Namun salah satu sisi pribadi Kabid ini menarik untuk dipelajari. Setelah saya tahu ketika tidur sekamar dengan beliau (dengan dua bed tentunya), ternyata beliau sangat menghendaki sholat jama'ah. Selain itu, ketika malam, posisi saya berbaring miring membelakangi beliau, mata saya pura-pura terpejam, namun telinga saya mendengar beliau mengaji. Alhamdulillah, saya belajar kehidupan lagi pada seorang 'guru'.

Sebagai Kepala Seksi Program dan Data

Pada tahun 2011, saya menempati posisi struktural sebagai Kepala Seksi Program dan Data yang ada di bawah Bidang Perencanaan. Sekali lagi, tugas pokok dan fungsi seksi ini sangat bersesuaian dengan konsep profesi yang saya susun - termasuk dengan substansi tesis di ITS (2005). Untuk data jaringan jalan misalnya, selain terkoodinat, maka titik-titik simpul awal-akhir dari suatu ruas jalan harus terpetakan dengan jelas, di atas peta yang sudah berbasis GPS/GIS/IT.

Identifikasi Koordinat Titik Simpul Awal-Akhir Ruas Jalan sebagai Awal Identifikasi Kondisi Ruas Jalan

Misalnya lagi, tuntutan kontrak kinerja yang menyatakan perubahan kondisi rusak menjadi mantap harus tampak jelas prosentasenya. Pada kontrak kinerja sekarang perhitungannya digambarkan secara strip-map (grafis garis lurus). Sementara itu di konsep saya sudah terpetakan secara computerize-mapping calculation sekaligus sebagai prioritas penanganan. Jika masing-masing warna yang mewakili penanganan dikalikan dengan harga satuan,  maka dapat diketahui anggaran yang dibutuhkan.

Salah satu contoh hasil penentuan prioritas penanganan 

Pada peta tersebut di atas, selain tampilannya sudah berbasis GPS/GIS/ITS, jika di-klik pada ruas jalan terkait akan memunculkan data yang berhubungan dengan ruas jalan tersebut. Sehingga lengkaplah sudah saya menyelesaikan tugas pokok dan fungsi secara struktural sebagai Kepala Seksi Program dan Data, karena konsep profesional saya ini sudah mampu mengakomodir semua kebutuhan profesi PROGRAM dan DATA yang mampu dikelola pada tingkat terbawah di lapangan (Pejabat Pembuat Komitmen / PPK).

Jika boleh berandai-andai, jika konsep ini diterapkan oleh Kementerian/Lembaga di Pusat dan Pemerintah Daerah di seluruh wilayah negeri ini dalam menyusun anggaran pembangunan - utamanya terkait infrastruktur - maka sudah jelas lokasi dan prioritas penanganannya yang didukung dengan data lengkap/akurat, sehingga mencegah mafia anggaran dan tindak pidana korupsi dan lain-lain dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pembangunan nasional Jika konsep ini diterapkan oleh Pemerintah, maka alokasi anggaran akan menjadi efektif-efisien dan negara ini mampu membangun sesuai kebutuhan, sehingga diharapkan mampu menyejahterakan rakyat dalam waktu relatif singkat karena sudah tepat sasaran dengan road map yang benar.

Selama periode tahun anggaran 2009-2011, dari kantor dialokasikan pekerjaan swakelola untuk mengakomodir substansi konsep saya. Sejak saat itulah sebetulnya saya sudah melaksanakan tugas "menyosialisasikan substansi konsep profesi" secara tidak langsung, tidak formal... Dan mulai dari sinilah, ketika usia memasuki 40 tahun, Tuhan seakan memerintahkan bagi hambanya untuk mengajak (da'wah) kepada siapa pun agar mengarah diri ke sesuatu atau sistem lebih jelas, lebih benar, transparan dan akuntabel. Istilah "menyosialisasikan substansi konsep profesi" jika ditransformasikan ke dalam istilah agama akan menjadi "da'wah profesi"...
========================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar