BICARA soal masjid sering diidentikkan dengan sarung dan sandal jepit - terutama fenomena yang ada di kalangan tradisional. Berita sering hilangnya sandal jamaah pun sudah sering terjadi - baik ketlisut atau sengaja. Saya sendiri pernah kehilangan sandal jepit waktu Jum'atan, sehingga saya pulang harus nyeker...
Soal kehilangan sandal jepit bukan rahasia lagi. Bahkan masalah "hilang-menghilang" di masjid ini sudah banyak diberitakan. Selain sandal jepit seperti kotak infaq, jam dinding hingga al-Qur'an pun bisa hilang! Macam-macam saja di zaman yang sulit ini...
Pengalaman saya antara Masjid dan Sandal Jepit (mewakili sandal lainnya yang lebih baik dan sepatu juga) - selain kehilangan sandal, kesulitan mencari sandal yang pada semrawut / bertumpuk saling-silang tumpang-tindih di bawah undakan tangga masjid - saya pernah terkesan dengan pelayanan umat oleh PKS dan Jama'ah Tabligh yang mengatur sandal jepit je'maah sedemikian teratur sehingga mudah menemukan sandal masing-masing.
Contoh sekecil ini hendaknya bisa diambil hikmahnya serta merta dilakukan oleh masjid lainnya jika hendak melangkah ke kegiatan lebih besar. Masjid dan 'etika' sandal jepit, secara fisolofi memberikan pelajaran makna keteraturan karena tertata rapi (sedemikian juga pola pikir kita yang seharusnya tertib, rapi, teratur, disiplin), penghargaan terhadap "hak azasi" barang kecil (seberapa mahalnya sih harga sandal jepit), hingga melayani orang untuk memudahkan menemukan sandal kesayangannya (walaupun murah tetapi nyaman dipakai karena sudah pas membentuk tekstur sesuai bentuk telapak kakinya).
Inilah fungsi Masjid dan Sandal Jepit...
=======================================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar