Jumat, 27 Januari 2012

Masjid sebagai "Mahluk"

APA pun yang ada di luar Sang Pencipta (Khaliq) adalah disebut ciptaan (mahluk), mulai dari mahluk macrocosmos / makroorganism hingga microcosmos / microorganisme. Bintang, planet, matahari, galaxy dan alam semesta adalah mahluk macrocosmos. Manusia, hewan, tanaman, tanah (beserta kandungan tambang, hasil bumi dan lain-lain), air / laut, udara dan lain-lain adalah mahluk duniawi / fisik / real. Setan, jin, iblis, surga, neraka, langit dan sebangsanya adalah mahluk transendental / metafisik / unreal.

Mahluk pada fitrahnya bersifat azali. Benda (mahluk) hidup dan benda mati adalah mahluk juga. Ada batas tipis yang membedakan mahluk hidup dan benda mati dari sifiat dinamis dan inisiatifnya (insting / naluri). Air, pasir, batuan, pohon (dan sejenisnya) adalah mahluk alamiah sepenuhnya. Sedangkan semen, besi, kayu, batu bata (dan sejenisnya) adalah "mahluk turunan" yang dibentuk oleh manusia dari unsur-unsur di bumi seperti air, pasir, batu, bijih besi dan lain-lain. Apa yang disebut "mahluk turunan" ini beranak-pinak bisa menjadi rumah, jembatan, gedung bertingkat hingga berteknologi canggih mulai pesawat, gadget komunikasi hingga satelit di luar angkasa.

Salah satu masjid di kampung
Demikian pula posisi Masjid sebagai Mahluk. Ia adalah bangunan yang terdiri pasir, batu bata, kayu, kaca, semen, besi, genteng dan lain-lain. Secara fisik dan ragawi, sosok masjid adalah seperti apa yang dilihat oleh mata kita. Ada masjid di kampung-kampung yang sederhana, hingga masjid megah bertatah emas di kubahnya.

Proses membangun masjid banyak sekali kisah-kisah yang melatar-belakanginya. Mulai dari masjid wakaf di kampung-kampung / desa, masjid jami' di alun-alun, masjid pemerintah di lingkungan kantor, hingga masjid yang dibangun oleh seseorang atau jama'ah tertentu. Penampilannya pun juga bervariasi mulai dari yang tradisional hingga modern, bergaya timur-tengah atau budaya adat setempat.

Masjid Kubah Emas
"Dian al Mahri", Depok
Interior Masjid
"Dian al-Mahri", Depok
Sebagaimana mahluk di luar manusia yang bersifat lebih pasif, mereka pun bermunajat dan bertasbih kepada Tuhan - meskipun kebanyakan manusia tidak mengetahui cara bertasbihnya sebagaimana mahluk hidup lainnya seperti burung, ikan dan lain-lain. Sifat-sifat alamiah mereka selalu menuruti hukum alam seperti banyak yang dijelaskan di dalam buku-buku pelajaran biologi, kimia dan fisika. Bagaimana material masjid dibangun pun, mahluk pasif bernama batu kali (untuk fondasi), pasir, air, batu-bata (untuk dinding), kayu, besi, paku/pasak, seng, genting dan lain-lain mengikuti hukum alam yang telah ditentukan Tuhan sebagi Causa Prima. Setiap mereka diolah dan dikelola oleh manusia dan alam, senantiasa terucap tasbih secara metafisik, "Ya Tuhan, kami mendengar dan kami pun mematuhi..."

Masjid modern pun jika dipasang AC, sound system, lampu crystal dan beberapa gabungan teknologi lainnya, secara fisik benda mati, seperti terlihat di berbagai pelosok negeri. Demikian juga hubungan atau interaksi masjid dengan pengurus atau ta'mir, jama'ah hingga masyarakat sekitarnya. Sekali lagi, sebagai bangunan fisik bagaimana cara memperlakukan masjid, sebagai "benda mati", ia tetap berdiri apa adanya.

Secara fisik, masjid boleh megah, sound system canggih mengumandangkan adzan atau lantunan Kitab Suci (meskipun sering kali dari tape atau cd player). Secara fisik pun, banyak umat membangun masjid sesuai "selera" mengikuti mazhab yang dianutnya. Demikian pula, masjid secara fisik dengan mudah dibangun oleh instansi pemerintah (kantor) dengan anggaran negara (APBN, APBD) melalui DIPA. Bangunan masjid ya tetap bangunan fisik...

Salah Satu Masjid di Aceh
ketika Tsunami 2004
Masjid Baitrrahman, Aceh
Namun secara metafisik, supranatural atau transedental dan tinjauan tasawuf; setiap unsur masjid itu sangat dipengaruhi oleh "nilai" - mulai dari biaya finansial (hasil halal atau haram), "niat" dari manusianya yang membangun, ta'mir pengurus, jama'ah yang meramaikan, umat atau masyarakat yang memperlakukannya sebagai Rumah Tuhan, optimalisasi masjid sebagai pusat kegiatan umat dan lain-lain. Setiap unsur materi masjid yang bertasbih kepada Tuhan merupakan energi pembangun masjid secara metafisik. Setiap doa khusyu' yang dimunajatkan di dalam masjid akan mengkristal memenuhi unsur materi masjid. Malaikat akan menjemput dan menyampaikan ke langit tanpa mengurangi kesakralan materi masjid dari doa-doa khusyu' yang dimunajatkan. Contoh konkret telah diperlihatkan Tuhan melelaui beberapa fenomena alam. Meskipun secara metafisik, jika terjadi interaksi dengan unsur alam lainnya, masjid yang suci dan disucikan (sakral) akan memberikan "tampilan" yang sangat berbeda. Ia memiliki aura tauhid yang memancar. Misalnya ketika terjadi bencana di mana-mana - seperti Tsunami di Aceh tahun 2004, sementara semuanya sudah hancur rata dengan tanah, namun ada beberapa masjid yang masih berdiri kokoh sebagai cermin Kekuasaan Tuhan, Subhanallah...

Masjid Demak (kini)
Masjid Demak (dulu)
Dari sisi ke-sejarah-an pun, posisi masjid memiliki spesifikasi beragam. Biasanya, pada jaman awal-awal penyebaran agama Islam di mana pun, tokoh-tokoh mujahid tersebut memiliki niat yang tulus terhadap nilai-nilai keislamannya termasuk perihal pembangunan masjidnya. Kerja sama gotong-royong membangun masjid antara kyai dengan santrinya senantiasa diiringi tasbih dan zikir setiap meletakkan unsur materi bangunan masjid. Doa pun selalu dimunajatkan, hingga masjid itu jadi selalu diramaikan dengan peribadatan dan kegiatan yang bermanfaat bagi umat. Bahkan dari sisi imajinasi, seninya pun tertata sangat indah dengan berbagai filosofi bangunan, arsitektur tata letak hingga pernak-pernik pahatan atau kaligrafi yang melekat di dalam bangunan masjid tersebut.

Demikianlah menyikapi Masjid sebagai Mahluk, bukan berarti dikultuskan, namun diberlakukan sebagaimana mestinya sebagai Rumah Tuhan di bumi - yang terbuka untuk semua manusia, yang suci dan disucikan dari hadast (apa pun bentuknya), yang dioptimalkan sebagai pusat kegiatan semua umat,...
=======================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar